Kamis, 18 Oktober 2012

cerita


Moza berjalan di keramaian, melihat-lihat disekelilingnya..
"Baru semalem.. kamu bilang tambah sayang, kamu bilang pengen dipertahanin, sampe masa depan kalo bisa,  dimalem ini, kamu bilang yang lain", kata Moza dalam hati.

Dia terus melangkah, tanpa menghiraukan orang-orang yang berjalan. "Kita dapet kabar, soal nilai, nilai kamu jelek
hem.. tadinya aku cuma bisa bilang sabar, sampe aku temuin satu kalimat yang mungkin bisa ngehibr kamu, tapi aku keduluan sms kamu", Moza melanjutkan kalimatnya dengan suara pelan.

U : “Dari dulu kamu emang ngga pernah bisa hibur aku kan?”
M : “Aku minta maaf, aku bukan tipikal yg bisa ngehibur.. aku cuma ngelakuin apa yg bisa aku lakuin“
U : “Kita emang ga cocok, mulai sekarang jalanin masing-masing”

Pembicaraannya mereka hanya dia ingat dikepala, tanpa dia luapkan, entah itu sekedar sharing dengan sahabatnya atau menuangkannya didiary.

"Yauda.. sia-sia mungkin" pikirnya.

Moza terus bergumam, sendiri berjalan tanpa memperdulikan siapapun yang melewatinya. "Aku telfon kamu, di-reject, aku sms buat diangkat telfonnya, dari suara kamu.. hem.. kamu matiin telfonnya, ngga lama aku telfon lagi dan kamu bilang, kalo mau ngomong, nanti aja" kata Moza mencoba mengingat kata-katanya tadi.

"Apa keputusan kamu ini karna emosi? Apa kata2 kamu yang semalem cuma sebuah omongan kosong? Apa semalem aku seneng sendirian karna kamu bilang kalo kamu tambah sayang?"

Dia memutuskan untuk duduk dibangku taman, hanya untuk mencoba menganalisa. "Pas aku tanya soal ini, aku ga tau apa jawaban kamu. Lupakah tentang semalem? Lupakah apa yang udah dilakuin 2 hari terakhir ini?"

"Aku masih berharap ini hanya sebuah emosi..", pintanya ketika Moza bergegas pergi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar